Life with HP-ness

2 12 2011

Saat membaca tentang kompetisi menulis dari HP ini, aku langsung teringat printerku. HP Deskjet 3920.

Perkenalan ku dengan HP adalah sejak aku kuliah, tugas-tugas sudah menuntut dalam bentuk hardcopy yang di print, akhirnya aku mencari printer yang cukup tangguh untuk menghadapi tugas-tugas dari dosen. Tanya sana-tanya sini akhirnya pilihanku jatuh ke HP Deskjet 3920. HP D1360 Kenapa…?

  1. Murah! Diantara printer-printer yang ada saat itu HP Deskjet series termasuk yang termurah; Maklum, mahasiswa.. 😀
  2. Eits jangan salah. Aku termasuk orang yang banyak pertimbangan sebelum membeli barang. 3920 telah kubaca review-reviewnya dari beberapa tabloid PC ternama dan rata-rata memberikan empat dari 5 bintang untuk printer ini, bahkan beberapa menobatkannya sebagai recommended printer.
  3. Bentuknya mungil, cocok dan senada dengan kamarku yang juga mungil (beberapa orang bilang sempit (-__- !) )
  4. Simple! Siapa yang suka yang ribet-ribet? Di D1360 hanya ada SATU TOMBOL! dan saat paper traynya dilipat, lebih mirip seperti bantal jepang ketimbang printer (^_^)v, dan koneksi USB, tinggal colok, pakai!

Ketiduran di printer -__-!
Benar saja, ketiduran di printer -__-!
ketiduran..
berasa bantal jepang kali ya -__-!

Dengan hasil dari menjadi asisten di Lab, alhamdulillah printer idaman itu dapat ku bawa ke rumah.

Setelah menggunakannya, semakin banyak hal yang aku jagokan dari printer ini

  1. Cepat. Kecepatan printnya ruarr biasa.. Jangan heran kalau di tempat sewa komputer banyak yang pakai printer mungil ini
  2. Mudah perawatannya. Headclean nya bagus, bikin head awet, dan harga catridge nya terjangkau
  3. Bisa diandalkan. Ini sangat saya rasakan saat aku menyusun tugas akhir saya. Beberapa kali revisi, cetak formulir ini-itu, mencetak buku tugas akhir yang sangat tebal, tinggal klik print, and let HP do the rest, ngga pake acara paper jam segala. Sehingga waktu saya bisa sangat optimal.
  4. Hasil cetak terbaik di kelas nya. Aku gunakan 3920 tidak hanya untuk teks hitam putih diatas kertas, tapi sudah saya coba di kertas transfer/ sablon, cover CD, label CD, karton, sticker, glossy paper, photo paper. Hasilnya wow!  Tidak mengecewakan.

Itulah, 7 wonders of HP yang aku alami. Telah habiskan ber-rim-rim kertas pun,  printer HP 3920 ku masih bebas kendala. Dan bahkan setelah kuwariskan ke adik-adikku.

Yang paling berkesan saat menggunakan  D3920 adalah ketika aku menyusun Proyek Akhir (PA) ku. Buku PA-ku termasuk tebal diantara buku PA umumnya, karena lampirannya sangat banyak, hingga mengalahkan isi buku yang non-lampiran. Tetapi bukan itu yang membuatnya berkesan. PA ku terpilih menjadi PA terbaik untuk periode wisuda saat itu (Semester genap tahun 2005). Tak bisa kubayangkan PA ku tanpa bantuan HP D3920. Terima kasih HP, tanpa 3920, PA ku takkan se-hebat itu.

HP Deskjet 3920, bring your life to HP-ness.





Mini is the new giant

2 12 2011

First encounter

Pertemuan pertama dengan si mungil ini berawal ketika aku dan beberapa teman memiliki ide untuk membuat aplikasi pemesanan untuk di resto/ cafe. Aplikasi yang akan dibuat cukup kompleks, ada aplikasi database, web server, aplikasi desktop, dan aplikasi mobile di smartphone. Termasuk editor, testing tols  dan runtime environment-nya yang berbeda-beda untuk masing-masing platform. Bayangkan, software sebanyak itu kadang harus berjalan berbarengan! Dan kebetulan pilot project nya berada di kota Solo, cukup jauh dari domisili kami di Bandung.
Untuk memudahkan mobilitas, sekaligus pengadaan peralatan terkait pekerjaan, kami membeli PC server, beberapa smartphone, LCD, dan lain sebagainya, termasuk HP Mini  110-1000 warna putih. Pada awalnya Si Putih, begitu kami menyebut netbook ini,  hanya digunakan untuk mobilitas. Presentasi, kirim dokumen, internetan untuk mencari-cari bahan riset.
Pada awal pekerjaan, aplikasi tersebut diinstall di PC server. Saat testing, kami kekurangan PC untuk testing. Karena di lapangan nanti, aplikasi akan diakses oleh beberapa PC sekaligus. Sedangkan budget sudah tidak mencukupi untuk pengandaan PC lagi. “install di Si Putih aja!” celetuk salah satu temanku. Whaat!?! aplikasi segitu banyak diinstall di netbook? pikirku. Tidak ada pilihan lain, selain harus dicoba, setengah tidak yakin karena perbedaan spek yang cukup jauh antara server dan netbook.
Setelah terinstall semuanya Si Putih akan bertindak sebagai server, dan PC server akan bertindak sebagai client. Dan testing aplikasi pun dimulai. Dan hasilnya lebih dari yang diharapkan! Aplikasi berjalan lancar, dan tidak ada masalah. Masalah hanya muncul di setting jaringan WiFi dengan smartphone (T_T).
Singkat cerita, aplikasi ini selesai dengan sukses.

The inventing Giant

Setelah project ini selesai, Si Putih masih tetap bekerja untuk beberapa project hebat lainnya. Bahkan untuk presentasi Tugas Akhir Sarjana, Si Putih bertindak sebagai bintang utama. Menulis skripsi, internetan, hingga deploy aplikasi Tugas Akhir menggunakan Si Putih, TANPA MASALAH! Dibawa ke bandara, TANPA KHAWATIR, karena Si Putih dilengkapi Windows XP Home Edition Service Pack 3.0 ORIGINAL! Bebas khawatir ada razia dari pihak manapun! [^_^]v
Selanjutnya, Si Putih (sampai saat ini) masih mengerjakan beberapa permintaan pembuatan software. Mulai dari kios informasi Narkotika kerjasama dengan Badan Narkotika negara kita tercinta dan operator seluler terkenal.
Which is, kios ini adalah kios informasi + ada kuisnya. Pengunjung bisa bermain, mengerjakan kuis, dan mendapatkan beberapa macam hadiah tergantung dari nilai kuis yang didapatkan. Semuanya kami bangun dari nol, badan kios dari baja, LED display, mikrokontroller, aplikasi, semuanya 100% buatan anak negeri! dan saya rasa belum ada mesin seperti ini di Indonesia. 🙂

Pekerjaan lainnya, adalah membuat display informasi untuk di gunakan di 99 masjid raya se-Indonesia. Saat peluncuran aplikasi ini, bertepatan dengan menjelang bulan Ramadhan, dihadiri langsung oleh Menkominfo, bapak Tifatul Sembiring beserta jajaran direksi Operator, dan hadir ustad Yusuf Mansyur. Wah, betapa bangga nya saya kala itu. Si putih juga pernah mengerjakan aplikasi reporting untuk keperluan inventory BTS operator hanya dalam waktu satu malam! Semuanya selsai oleh si putih yang mungil ini. Fisik mungil kemampuan stabil.

It’s a PC

Saya dan Si Putih kian intim. Intim secara personal! it’s true!

Si Putih saya gunakan untuk mendesain undangan pernikahan, membuat ceklist, dan seabrek keperluan mendekati hari terpenting di kehidupanku. Si Putih kini bukan sekedar netbook, tapi sudah menjelma menjadi PC, Personal Companion.

Graffiti di cover si putih

Kini aku bekerja sebagai dosen di sebuah politeknik di Bandung. Si Putih tetap setia membantu mempersiapkan materi kuliah, mengajar, menyusun nilai, rapat, dan kegiatan lainnya. Dinyalakan seharian ngga ada masalah. Jika harus keluar kota, Si Putih selalu menghiburku di perjalanan, memainkan musik, film kualitas HD 480p, browsing, mencicil membaca koleksi ebook, dayatahan baterainya sangat memuaskan.

Si Putih tidak hanya membuatku menjadi lebih produktif, mobile, tapi juga gaya! Desain si putih sangat aku sukai. Putih dengan grafiti yang wahh deh pokoknya.. bikin saya jadi dosen paling keren ^_^

Si dosen dan si putih

Si Putih telah menjadi jembatan antara ide dan realisasi. Si Putih juga telah menjadi bagian dari segala achievement yang aku dapatkan dari pekerjaan-pekerjaan. Walau bukan dalam bentuk piala dan piagam, beberapa achievement itu tidak dapat dinilai dengan uang. Si Putih telah banyak membantu, bukan hanya saya, tim terkait pekerjaan,  mahasiswa-mahasisawa yang saya ajar pun terbantu. Ini ceritaku dengan HP mini-ku, Si Putih. Terima kasih telah membaca tulisan sederhana ini. Seluruh tulisan ini ditulis menggunakan Si Putih.