8 hal penting yang tidak diajarkan di sekolah

1 09 2008
  1. Bagaimana membuat orang lain menyenangi anda dan teman-teman anda
  2. Bagaimana membaca cepat dan kekuatan audio book
  3. Bagaimana menentukan goal dan mengatur waktu
  4. Bagaimana membaca dan mengerti financial statement
  5. Bagaimana bernegosiasi, membuat kontrak dan untuk tidak dimanfaatkan
  6. Bagaimana cara menabung dan berinvestasi
  7. Bagaimana caranya sukses dalam hidup
  8. Bagaimana caranya menyampaikan suatu ide dan cara pemasaran dasar

Belakangan saya makin jarang menggunakan hal-hal yang saya pelajari di sekolah  dan menemukan hal-hal dan kemampuan baru yang ternyata sangat penting dalam kehidupan yang bahkan tidak pernah ditawarkan di sekolah/ kuliah.

Pelajaran sesungguhnya justru dimulai lepas bangku sekolah/ kuliah.

Jadi kemampuan penting apa yang harus diajarkan kepada setiap pria, wanita, anak-anak yang memasuki usia sekolah ❓ Saya senang anda bertanya demikian…

How to make people like you and network

Bacaan terkait: How to Win Friends and Influence People and How to Talk to Anyone: 92 Little Tricks for Big Success in Relationships.

How to speed read and the power of audio books

Membaca dan mengerti dengan cepat. Keuntungan dari waktu yang dihabiskan akan dinikmati seumur hidup anda. Anda harus merasakan bagaimana hidup anda akan berubah jika anda mampu membaca buku baru setiap minggunya?

Hal yang sama dengan audio book. Jika kita menghabiskan satu jam belajar menggunakan audio book dalam kendaraan daripada menyumpahi pengemudi lain atau mendengarkan Britney Spears, setara dengan hadir perkuliahan satu semester penuh. Setiap buku-buku pelajaran kini hadir dengan  audio book,  dan kita dapat membaca (mendengarkan) nya tanpa harus kehilangan waktu di hidup anda. Lalu kenapa anda belum melakukannya ❓

Bacaan terkait: The Psychology of Achievement by Brian Tracey

How to set goals and manage time

Anda ingin segala urusan dalam hidup anda selesai ❓ Sekolah tidak melihat ini sesuatu yang penting untuk diajarkan, tapi sebut saja saya gila, saya kira ini penting ❗

Berbagai penelitian baru-baru ini mendapatkan hal yang luar biasa, hal-hal seperti menghilangkan multi-tasking, menggunakan waktu luang dimana telepon dan email tidak ada, prioritas di to-do list, tugas mendesak namun tidak penting vs tidak mendesak namun penting..

Jika kita menganggap rutinitas kita sibuk seharian dan menghitung apa yang anda dapatkan pada hari ini di akhir hari, maka anda harus belajar hal ini. Mengerti tentang produktifitas akan memberikan anda keuntungan lebih dari orang lainnya.

Bacaan terkait: Getting Things Done, Eat That Frog, No B.S. Time Management For Entrepreneurs

How to read a financial statement

Robert Kiyosaki mengatakan, yang kaya mengajarkan anaknya bagaimana cara membaca financial statements dan yang miskin tidak. Dia benar 🙂 . Sekolah tidak pernah mengajarkan dengan baik bagaimana  agar menjadi kaya, mungkin tidak bisa, karena pada umumnya professor tidak kaya dan tidak tahu bagaimana mengajarkannya.

Bacaan terkait: Cash Flow Quadrant, or this blog article

How to negotiate, use contracts, and not get taken advantage of

Jika kita ingin mencapai apapun, anda pasti harus berurusan dengan pihak lain. Apakah itu kontraktor, outsource, pegawai, dll. Ada seni tertentu untuk mengatur kontrak yang baik dengan pihak-pihak ini, mengetahui bakat yang bagus, mengukur hasil, tahu bagaimana caranya memecat mereka, dan tidak dimanfaatkan oleh pihak lain dalam prosesnya. Sekolah tidak mengajarkan hal ini dan kebanyakan orang harus menapatkannya di “sekolah” kehidupan nyata dengan dimanfaatkan terlebih dulu (beberapa kali) 😛 .

Bacaan terkait:  The Art Of The Deal

How to save and invest

Lagi, kita tidak pernah diajarkan bagaimana membangun kesejahteraan, salah satu alasan negara kita mempunyai hutang segunung ke luar negeri. Dan lagi, mereka tidak pernah mengajarkan kekuatan dari passive income dan bagaimana membebaskan diri dari “rat race” bekerja 9-to-5. Ada banyak literatur tentang topik ini yang tidak pernah disentuh di pendidikan tradisional.

Bacaan terkait: The Richest Man In Babylon, The Millionaire Next Door, atau The Way To Wealth oleh Ben Franklin’s

How to be successful in life

Terdengar klise bukan? Terdapat beberapa orang yang mengabdikan diri seumur hidup mereka untuk mengetahui apa yang membuat seseorang menjadi bahagia dan sukses. Ada tiga hal: kesehatan, kekayaan, dan hubungan sosial. Kita harus tahu persis apa yang akan kita lakukan dengan hidup kita. Kita harus menemukan cara bagaimana melakukan hal-hal menakutkan yang baik untuk kita, meninggalkan kebiasaan buruk, magaimana melupakan kenangan buruk di masa lalu, dsb. Banyak yangharus dipelajari disini!

Bacaan terkait: What To Say When You Talk To Yourself, When I Say No I Feel Guilty, Think and Grow Rich, The Way Of The Superior Man

How to spread an idea and basic marketing

Saya hanya akan mengatakan bahwa setiap orang harus mengerti cara pemasaran sederhana. Bahkan jika anda bukan di bidang marketing. Jika anda memiliki ide saat bekerja, atau menginginkan kenaikan gaji, atau ingin mengajak anak anda menonton, maka ada teknik marketing yang diterapkan disitu.

Bacaan terkait: Dan Kennedy’s The Ultimate Sales Letter, CopyBlogger, The Psychology of Influence

Conclusion

Sampai sistem sekolah mencapai semua itu, saya rasa kita masih harus memikirkan tentang pendidikan kita sndiri. Itu artinya membaca, mencari pengajar, audio books, pergi ke pertemuan/ konferensi/ seminar, dan tentu saja  blog adalah sumberdaya yang bagus. 🙂

Apa yang anda ingin sekolah ajarkan pada anda? Atau anda seorang pengajar apakah anda merasakan ada ketidakcocokan antara apa yang diajarkan dan apa yang penting? Tinggalkan komentar anda dibawah!

Terjemahan seadanya dari : http://www.lifehack.org/articles/lifestyle/8-essential-skills-they-didnt-teach-you-in-school.html





Ada udang di balik e-Learning

26 05 2008

Salah satu tujuan dari e-learning yang saya kutip dari mas Romi adalah:http://agzi.files.wordpress.com/2008/06/elearning.jpg

e-Learning harus didesain utk dapat memberikan nilai tambah secara formal (karier, insentif, dsb) dan nonformal (ilmu, skill teknis, dsb) untuk pengguna (pembelajar, instruktur, admin)

Yang saya sedihkan, adanya pihak-pihak yang memanfaatkan kekuatan kata e-learning untuk mencapai tujuan selain tujuan e-learning. Dari mulai ISP, vendor, hingga foundation/ yayasan yang cukup berskala besar. Sehingga menjadikan perkembangan e-learning Indonesia menjadi setengah hati karena goalnya bukan e-learning. Lebih ke perhatian massa, award, popularitas dan angka hit/ penjualan produknya.

Mengikutkan e-learning sebagai salah satu service atau konten yang didapat apabila menggunakan produk/ servis memang tidak salah. Tetapi akan sangat disayangkan apabila tujuan mulia e-learning kalah dengan “tujuan mulia” marketing. Desain dan persiapan produk/ service mengalahkan desain dan kesiapan produk e-learning yang ditawarkan. Dapat terjadi kekecewaan pada customer.

Di Bubu awards, -salah satu award prestigius untuk masayarakat IT Indonesia- pun (yang sekarang entah apa yang terjadi pada situsnya), untuk edukasi hanya ada satu kategori (dan linknya pun keliru). Setelah webwalking ke situsnya, terlihat sangat miskin kontent e-learning, mungkin bukan ini sisi penilaiannya karena ketegorinya masuk ke edukasi, dan e-learning hanya secuil dari luasnya bahasan edukasi.

Ya Tuhan, apa yang terjadi dengan e-learning Indonesia?